Oleh : RAHMAT ABU ZAKI
(Analis di
Pusat Kajian Data dan Analisis-PKDA)
“116 ABG Hamil Diluar Nikah, 92 Remaja Putri Pernah Seks
Pra Nikah”. Demikianlah
judul headline di Jawa Pos Radar Bojonegoro, Kamis 11 Mei 2017. Bagi orang tua,
mendengar berita tersebut tentu akan sangat kaget, seperti mimpi disiang
bolong. Bagaimana tidak kaget ? Bojonegoro yang notabenenya sebagai kota kecil,
kota yang nampak tenang, ternyata “bagaikan air tenang menghanyutkan”.
Seks di luar nikah remaja Bojonegoro seperti gunung es.
Di puncak kelihatan kecil, tapi sesungguhnya di bawahnya jauh lebih besar.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro mencatat, jumlah kelahiran diluar nikah
mencapai 116 kasus. Sementara itu, 92 remaja putri tercatat sudah pernah
melakuka seks pra nikah. Jumlah yang cukup mencengangkan.
Kasus kehamilan diluar nikah tersebut didapatkan dari
setiap puskesmas di Bojonegoro. Jumlahnya tidak sama setiap tahun. Ada yang
meningkat namun tidak sedikit yang mengalami penurunan. Misalnya, pada kasus
hamil diluar nikah pada 2014 tercatat sebanyak 28 kasus, pada 2015 menurun
menjadi 19 kasus. Namun, pada 2016 lalu meningkat lagi jadi 69 kasus. Sedangkan
seks pra nikah dari 18 kasus di 2014 meningkat menjadi 44 pada 2015 dan menurun
jadi 30 kasus pada 2016 lalu. (Radar Bojonegoro, Kamis 11 Mei 2017).
POTRET BURAM
GENERASI SAAT INI
Kejayaan dan kehancuran suatu bangsa tergantung kepada
kualitas generasi yang mengembannya. Hal mendasar yang sangat menentukan
kualitas sebuah generasi adalah pemikirannya. Pemikiran yang cemerlang akan
mengantarkan suatu bangsa untuk mencapai keunggulan dan kejayaan, dapat
memimpin umat manusia dan mensejahterakan kehidupan dunia.
Sebagai agama yang paripurna, Islam sangat concern
dengan pembangunan generasi berkualitas yang memiliki pemikiran yang prima.
Islam telah menempatkan orang-orang yang memang memiliki ilmu pengetahuan pada
derajat yang lebih tinggi, sebagaimana firman llah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Mujadalah ayat 11)
Pemikiran yang cemerlang tentunya merupakan produk
sistem pendidikan generasi yang tepat yang mampu melahirkan generasi yang
berkualitas, unggul dalam berbagai aspek kehidupan, tidak seperti potret buram
generasi kita saat ini. Oleh karena itu, untuk mencapai suatu kejayaan bagi
anak bangsa muslim terbesar di dunia ini, perlu kita kenali realitas generasi
ini, akar masalahnya, lalu memberikan solusinya dengan sistem pendidikan Islam
yang telah terbukti nyata melahirkan generasi nomor satu di dunia yang belum
pernah tertandingi keunggulan kualitasnya oleh generasi anak manusia sepanjang
sejarah.
Sungguh disayangkan, tanpa mengabaikan beberapa
keberhasilan dunia pendidikan, ternyata kita lebih banyak dihadapkan pada
potret buram produk pendidikan generasi hari ini baik dilingkungan keluarga,
masyarakat maupun negara yang lebih banyak menghasilkan generasi narkoba,
tawuran, pergaulan bebas dan lain-lain.Fakta diatas menunjukkan betapa sistem
yang ada sekarang cenderung sangat lemah dalam mengentaskan permasalahan
kenakalan remaja.
Adapun tawuran yang hampir setiap hari selalu terjadi
ternyata tidak hanya di kota-kota besar seperti Jakarta tetapi juga di
daerah-daerah, hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan masyarakat yang
menyebabkan tawuran mudah tersulut.
Fenomena lain yang tak kalah menyedihkan adalah adanya
minat yang tinggi di kalangan generasi muda terhadap kehidupan non-science
seperti asyik mencari kekuatan ghaib, belajar ilmu sihir/hitam, mencari jawaban
dari Paranormal, percaya dengan ramalan bintang, atau pergi ke tempat-tempat
angker menyelami black magic dan mempercayai mistik.
Hal ini diperparah limbah budaya barat berbentuk sensate
culture yaitu budaya yang bertalian dengan sikap hedonistik dengan orientasi
gaya hidup hura-hura, gaya hidup konsumeristik, rakus, boros, cinta mode,
pergaulan bebas, individualistik, kebebasan yang salah arah yang lepas dari
kendali aturan agama dengan tampilan generasi yang permissif dan anarkis.
Itulah sekilas potret buram generasi kita yang tidak
lain adalah buah dari sistem pendidikan generasi yang berlangsung saat ini.
MEMBANGUN
GENERASI BERKUALITAS
Islam merupakan agama yang tidak saja mengatur kehidupan
ritual, tetapi juga seluruh aspek kehidupan umat manusia di dunia. Kesempurnaan
Islam ini telah terbukti mampu mengubah generasi yang tadinya ummi (buta huruf)
dan jahiliyah (bodoh/rusak) menjadi sebuah generasi utama dan dan pelopor
kemajuan kehidupan. Bahkan mampu membangun sebuah peradaban manusia manusia
yang khas, yang menyinari hampir seluruh bangsa di dunia dan kejayaanya
bertahan lebih dari sepuluh abad.
Faktor paling menentukan kualitas generasi Islam adalah
keimanan dan keilmuannya. Oleh karena itu, dalam sistem pendididikan generasi
menurut Islam, tidak dikenal adanya dikotomi pendidikan seperti yang lazim
terjadi dalam sistem hidup sekuler. Pendidikan generasi dalam pandangan Islam
tidak hanya ditargetkan untuk mencapai ketinggian teknologi dan ilmu
pengetahuan semata.
Target utama pendidikan generasi yang memiliki keimanan
yang kokoh, lalu dengan dorongan keimanan tersebutlah teknologi dan ilmu
pengetahuan dikaji, dikuasai dan dikembangkan. Artinya, keimanan menjadi dasar
bagi keilmuan seseorang.
Gambaran generasi berkualitas dalam pandangan Islam
adalah sebagai berikut :
Pertama, generasi yang
berkepribadian Islam (Syakhsiyah Islamiyah) : adalah generasi yang memiliki
keimanan kuat terhadap Islam (aqidah Islamiyah), dan bertekad menjadikan aqidah
Islam tersebut sebagai landasan dan standar satu-satunya dalam pola berpikir
(aqliyah) dan pola sikapnya (nafsiah). Semua aktivitas dan problem dalam
kehidupan, baik di keluarga, masyarakat maupun negara ditata dan diselesaikan
berdasarkan petunjuk Syari’at Islam. Oleh karena itu, penanaman pemahaman yang
utuh dan kokoh terhadap aqidah Islam menjadi penentu utama terbentuknya
generasi berkualitas.
Kedua, generasi yang berjiwa
pemimpin.
Islam datang dengan membawa seperangkat aturan yang sempurna yang menjamin
terselesaikannya seluruh problematika kehidupan manusia sampai akhir zaman.
Generasi yang berjiwa pemimpin tampak dari tanggung jawabnya terhadap segala
aktivitas dalam kehidupannya. Pemahaman Islam yang mengkristal pada dirinya
mendorong untuk siap bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Baik
pemimpin bagi dirinya, keluarganya, masyarakat, bahkan umat seluruh dunia.
Mereka mengerti betul bahwa hidupnya sarat dengan amanah, dan kelak harus
dipertanggung jawabkan kepada Sang Khalik, Allah SWT.
Ketiga, mampu mengarungi hidup
berdasarkan aqidah Islam.
Aqidah Islam menjawab semua pertanyaan mendasar dalam kehidupan manusia, yaitu dari mana manusia ? Untuk apa manusia
hidup di dunia ? dan akan kemana manusia sesudah meninggalkan dunia ini ? Islam
memberikan tuntunan yang sempurna, yang mampu menyelesaikan seluruh
problematika hidup manusia di dunia.
Dengan pemahaman hidup yang benar dan sikap hidup
totalitas sesuai dengan petunjuk syariah Islam, generasi para sahabat, generasi
pertama umat ini, telah mampu mengungguli peradaban dua negara adikuasa waktu
itu, yaitu Persia dan Romawi.Mereka melengserkan kedaulatan kerajaa Kisra Persia
dan memukul mundur kekuataan Romawi hingga ke Konstantinopel. Dan menyatukan
berbagai bangsa dibawah panji Islam. Ini adalah bukti nyata keberhasilan
pendidikan generasi berkualitas dalam perspektif Islam.