Lutfi
Sarif Hidayat, SEI
Pemerhati
Ekonomi Politik
Beberapa
akhir ini umat Islam seharusnya semakin menangis. Sebab, hingga detik ini masih
ada saja oknum-oknum organisasi Islam menghadang perjuangan saudaranya. Umat
Islam semestinya teriris dan tersayat hatinya melihat dan mendengar hal
demikian.
Seperti
biasanya pada bulan Rajab khususnya, organisasi dakwah Hizbut Tahrir Indonesia
(HTI) menggelar kegiatan dalam rangka menyadarkan umat. HTI mengadakan kegiatan
berupa pengenalan Bendera dan Panji Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada
masyarakat. HTI berusaha menyadarkan bahwa umat Islam sudah sepantasnya bersatu
dalam naungan bendera dan panji laa ilaaha illa Allah, bukan yang lain.
Namun,
perjuangan yang dilakukan oleh HTI ternyata mendapatkan tantangan dari dalam
diri oknum umat Islam. Saat HTI melakukan penyadaran kepada umat dengan membawa
bendera dan panji Islam di sepanjang jalan, alih-alih mendapat dukungan, justru
mereka oknum-oknum organisasi Islam atas nama Banser malah menghadang. Dan
tidak hanya menghadang, mereka merebut dan meminta atribut-atribut yang
notabene adalah bendera dan panji umat Islam. Sulit dibayangkan dan dicerna
akal sehat, saat dimana ada sebagian umat Islam berjuang, justru mendapat
hadangan dari saudara semuslim. Subhanallahi.
Dikutip
dalam cnnindonesia.com, pada 1/4/2017 Gerakan Pemuda Ansor bersama
Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) mengadang aksi konvoi
Hizbut Tahrir Indonesia yang sedang melakukan aksi Kirab Panji Rosululloh di
perbatasan Trenggalek-Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu. Mereka kemudian memaksa
seluruh peserta kirab mencopot semua atribut HTI maupun panji yang mereka
kirab.
Padahal,
jika dicermati secara mendalam, apa yang dilakukan HTI dengan segala
kegiatannya adalah bentuk kepedulian terhadap rakyat dan negeri ini. HTI ingin
membebaskan rakyat di negeri ini khususnya, ataupun umat Islam pada umumnya
dari para penjajah dan musuh Islam. HTI ingin agar umat Islam hidup dalam satu
wadah kepemimpinan yang di dalamnya seluruh aspek kehidupan di atur dengan
Islam, bukan dengan aturan-aturan kufur yang menistakan umat Islam.
Dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan HTI, kita akan berkesimpulan bahwa HTI ingin
menyelamatkan negeri ini. Kita bisa menyaksikan aksi-aksi, seminar-seminar,
konferensi-konferensi, muktamar-muktamar dan kegiatan lainnya yang dilakukan
oleh HTI adalah usaha dalam membebaskan negeri ini dari kungkungan sistem
selain Islam.
HTI
terlihat jelas dengan segala keikhlasannya berjuang, menyadarkan umat Islam
agar mereka kembali kepada Islam. Semata-mata agar umat Islam mendapatkan ridha
Allah ta’ala serta mereka bahagia dunia akhirat. HTI ingin agar umat Islam
menerapkan ekonomi Islam, agar neo-imperialisme dan neo-liberalisme terhapus
karena terbukti menyengsarakan rakyatnya.
Sistem
sosial dan pendidikan berbau materialistik, hedonistik, liberal
dan faham-faham racun lainnya bisa hilang dalam diri umat Islam. Sistem
hukum yang hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas bisa punah dalam kehidupan
bernegara. Sistem pemerintahan yang bersih, amanah, tidak korup dan murni
berdasarkan Islam ingin diterapkan di negeri ini. Dan segala bentuk penyadaran
kepada umat terus dilakukan HTI kepada bangsa ini. Bukankah ini adalah kebaikan?
Bukankah ini adalah bentuk perjuangan menyelamatkan negeri ini, lalu kenapa
kalian menghadangnya? [lsh]