Kelompok gerilyawan ISIS dilaporkan melakukan penangkapan terhadap puluhan pemilik toko di Mosul, Senin (28/11). Dilansir Reuters, Penangkapan tersebut diduga dipicu karena persoalan harga jual yang dipatok oleh para pemilik toko dinilai kelompok militan itu terlalu mahal.
Warga di salah satu kota terbesar di Irak itu mengatakan ISIS menangkap sekitar 30 pemilik toko dari distrik Bursa dan membawa mereka pergi. Belum diketahui secara pasti, namun diduga seluruhnya akan dieksekusi secara kejam.
Sebelumnya, banyak orang yang dieksekusi oleh ISIS di Mosul berasal dari kalangan mantan perwira polisi dan tentara. Kelompok teroris itu disebut tidak ingin ada satupun yang membantu serangan ofensif pasukan Pemerintah Irak.
Selama lebih dari satu bulan terakhir sebanyak 100 ribu pasukan dikerahkan untuk merebut kembali Mosul yang dikuasai ISIS sejak 2014 lalu. Pemerintah Irak juga didukung oleh pasukan dari Peshmerga Kurdi dan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS).
Sejauh ini, pasukan telah memasuki sekitar seperempat kota di pinggiran timur. Namun, upaya untuk meluncurkan serangan dari sisi barat Mosul masih perlahan dilakukan, mengingat banyaknya warga sipil yang masih terkepung di dalamnya.
Militer Irak memperkirakan masih terdapat 5.000 hingga 6.000 anggota ISIS yang berada di Mosul. Mereka diduga bersembunyi diantara sekitar satu juta warga sipil yang tersebar di wilayah kota itu dan meluncurkan serangan balasan dengan bom mobil serta mengerahkan penembak jitu. (rol/adj)
Komentar Mubarok Media
ISIS selama ini lebih banyak menebarkan teror daripada menyebarkan Islam yang rahmatan lil'alamiin. Maka menjadi rasional jika orang-orang di seluruh dunia akhirnya menilai formalisasi Islam di sebuah negara seperti yang terjadi di ISIS.
Ini akhirnya menjadi PR baru bagi umat Islam untuk meluruskan citra Islam yang benar dan menebarkan rahmat bagi seluruh alam. Islam yang menyebarkan rahmat bagi seluruh alam adalah Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah sebagaimana membangun negara di Madinah Munawwaroh.