Anda Bagian dari Pemuda Yang Mana?



Disebutkan dalam sebuah hadits yang panjang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam bersabda tentang tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan Allah Ta'ala pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, golongan tersebut yaitu,

وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ

“..Dan pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.” (HR. al-Bukhari, no. 660).

Pemuda yang kesehariannya diisi dengan ibadah kepada Allah Ta'ala. Pemuda yang senantiasa menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan, tidak ‘terbawa arus’ sebagaimana terjadi pada kebanyakan pemuda, mereka mendapat naungan dari Allah Ta'ala di padang mahsyar.

Namun, jumlah mereka sangat sedikit. Mayoritas pemuda banyak yang menyimpang dari jalan yang lurus, mereka mengekor kepada penyimpangan, naudzu billahi min dzalik. 
Secara umum, pemuda dikelompokkan ke dalam tiga kategori,

1. Pemuda yang istiqamah

Pemuda yang beriman kepada Allah Ta'ala, menyembah Allah Ta'ala semata serta tidak menyekutukan-Nya. Pemuda yang mengikuti Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassallam di dalam perkataan dan perbuatan. Melaksanakan rukun-rukun Islam, beriman dengan rukun iman yang enam. Akhlak mereka mulia dan jujur adalah sifat mereka. Itulah pemuda yang mendapatkan naungan dari Allah Ta'ala.

2. Pemuda yang menyimpang

Menyimpang dari akidah yang shahih dan akhlak yang mulia. Menolak kebenaran dari selainnya dan menerima kebatilan dari dirinya. Egois, hanya berorientasi dunia. Pemuda yang keras kepala yang tidak menerima kebenaran, dan tidak mau melepas kebathilan. Pemuda yang melihat kejelekan sebagai kebaikan dan kebaikan sebagai kejelekan. Mereka berbuat yang sia-sia dalam kehidupan dunia tetapi mereka menyangka telah berbuat yang sebaik-baiknya.

3. Pemuda yang bimbang

Di satu sisi mereka mengetahui yang haq dan merasa tenang dengan yang haq itu, tapi peluang kejelekan selalu menggoda dirinya dari segala penjuru, menyebarkan keraguan baik akidah maupun akhlak. Mereka bimbang, apakah mengikuti kebenaran pemikiran dan jalan yang baru ataukah para pendahulu (kaum salaf) yang baik. Mereka bingung di antara dua jalan, jalan kebaikan atau kesesatan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama