Aleppo, Membutuhkan Khilafah



Aleppo, Membutuhkan Khilafah
                      
Oleh : Adi Ibn Hisyam
"Tanpa Islam, manusia tak ubahnya seperti hewan. Sebaliknya, dengan Islam, derajat mereka naik sebagai khair al-bariyyah, makhluk terbaik di muka bumi.." ( Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah )

Lihatlah negri-negri muslim dan non muslim saat ini, negri tidak lagi di huni oleh manusia, namun di huni sekelompok manusia yang berjiwa hewan bringas yang siapa memangsa dan membunuh kapan saja.

Ketika bumi ini di kuasai idiologi-idiologi kuffur buatan manusia mendominasi, nyawa, harta benda, kehormatan, dan kemulian manusia di tindas, didzalimi, di rampok dan dibunuh dengan sadisnya.
Palestina di bantai yahudi, Ulama suni di buru dan bunuh oleh syiah, Afrika " muslim " di bantai, Muslim burma di binasakan, muslim cina di intimidasi, di mesir penguasa diktaktor mendzalimi, di afghanistan, di suriah " Aleppo " di hujani bom-bom rudal pesawat syiah bermadzhab komunis, dan di indonesia rakyatnya di kebiri dan di jajah SDA tanpa perlawanan.

Aleppo... Ya Kota Aleppo, kota tertua speninggal Nabi Zakariya as, kota yang hidupnya makmur di masa ke khalifahan Umayah, Abbasiyah dan Utsmani.

Kini, kota Aleppo hancur luluh lantak berkeping-keping, ribuan nyawa tumbang di tangan-tangan kemuasaan diktaktor syiah yang komunis itu. Sekarang tanpa daulah islam, tanpa khilafah, kita bisa apa? Ya, Kita hanya bisa menyaksikan dan di persaksikan, pembantaian-pembantaian layaknya kita di pertontonkan Film-Film Holiwood.

Mengapa ini terjadi? Bergantian negri-negri muslim di bantai dengan sadisnya? Apakah umat islamnya jumlahnya sedikit sehingga tidak berani melawannya? Apakah tentara-tentara muslim sedunia tidak punya ke ahlian berperang? Apakah penguasa-penguasa muslim sudah tidak ada lagi dimintai pertolongan untuk melawan pembantaian itu? Apakah negri-negri muslim kekurangan ulama, mufti-mufti untuk berani menasehati penguasa yang muslim itu untuk berjihad? Apakah negri-negri muslim kekurangan orang-orang yang saleh, aqidahnya mumpumi, sehingga tidak bisa bersatu melawan kedzaliman?

Tidak.. Tidak...!!

Justru Negri-negri muslim memililiki itu semua, Umat islam yang melimpah, tentara-tentara yang besar, teknologipun dimikli, ulamanya banyak, ustadznya banyak, pemuda-pemuda pemberanipun banyak, penguasa muslim juga banyak. Namun bisa apa kita saat ini ketika epidode pembantaian yang dilakukan penguasa diktator dan penguasa kuffur syiah, yahudi, rusia, inggris, prancis, dan amerika itu? Bisa apa?
Ya, inilah kita " umat islam " ketika syariah islam dan system khilafah di abaikan. Apakah hidup kita nyaman dan tentram? Apakah kita merasakan keadilan dalam system kuffur ini?

Ketika khilafah itu ada, Pada Tahun 636 Masehi, Aleppo ditaklukkan oleh pasukan Muslim pada masa pemerintahan Khalifah Sulaiman dari Daulah Umayyah, dan pada masa ke khilafahan Ayyubiyah di abad ke-13, kota ini menikmati masa kemakmuran yang besar dan ekspansi yang berkelanjutan. Kota ini berada di bawah kontrol Shalahuddin Al-Ayyubi sejak 1183. Dan berlanjut pada masa ke khilafahan Utsmani. Pada tahun 1516, Aleppo menjadi bagian dari Daulah Utsmaniyah. Setelah itu menjadi pusat perdagangan antara Timur dan Eropa.

Selain itu ada berbagai jenis konstruksi abad 13 dan 14 di Aleppo seperti caravanserais, sekolah Al-Qur'an dan hammams (tempat pemandian), bangunan suci Kristen dan Islam di kota tua dan kawasan Jdeydeh.

Kota aleppo adalah pusat perumahan dengan ukiran-ukiran batu yang megah. Arsitektur Baroque dari abad 19.

Selain itu, di Aleppo juga terdapat beberapa masjid terkenal dan bersejarah, diantaranya Masjid Al-Shuaibiyah yang juga dikenal sebagai Masjid Al-Umari, Al-Tuteh dan Masjid Al-Atras, yang merupakan masjid tertua.

Ada pula Masjid Agung Aleppo atau Jami' Bani Umayyah Al-Kabir yang didirikan pada 715 oleh khalifah Bani Umayyah, Al-Walid I yang diteruskan oleh penggantinya Sulaiman. Dan salah satu masjid yang juga terkenal di Aleppo adalah Masjid Ar-Rahman, dengan arsitektur dan desain yang sangat megah.

Kini semua telah hancur berkeping-keping seperti sebuah kota lembah neraka. Inikah system syiah komunis yang kita harapkan? Inikah system demokrasi yang kita impikan? Ketika umat islam dan peradabannya di hancurkan, dimana posisi demokrasi ala amerika ini untuk membantu saudara kita yang di bantai? Nothing..! System demokrasi, pemimpin demokrasi, PBB, NATO, OKI, G20, KTT ASEAN, dan sebagainya itu. Semuanya Bisul...!!
Anda masih kuat membaca esai saya yang njelimet ini, semoga anda tidak mual-mual ya. Hehehehe
Kawan, Hancurnya negri-negri muslim, hancurnya peradaban islam, rusaknya budaya, lemahnya taraf berfikir. Tak lepas dari keruntuhan Khilafah turki utsmani 3 maret 1924. Oleh mustafa kemal dan salibis inggris.

Senat Curzon berkata:

”Utama persoalannya adalah bahwa Turki telah dihancurkan dan tidak akan pernah bangkit kembali, karena kita telah berhasil menghancurkan dua kekuatan spiritualnya, yaitu Khilafah dan Islam. Situasinya sekarang adalah Turki telah mati dan tidak akan pernah bangkit lagi, karena kita telah menghancurkan kekuatan moralnya, khilafah dan Islam.”

Ketika khilafah turki utsmani sebelum masa keruntuhannya sudah ada benih-benih negri yang demokratis, saat itu pula inggris, prancis, dan rusia memanfaatkan situasi tersebut dalam " Perjanjian Sykes-Picot" Merupakan perjanjian rahasia antara pemerintah Britania Raya dengan pemerintahan Perancis yang diikuti dan disetujui oleh Kerajaan Rusia, Perjanjian ini dirundingkan sejak Nopember 1015 sampai Maret 1916, ditandatangani resmi 16 Mei 1916, diberlakukan sejak 1917.

Dalam perjanjian itu ketiga negara mendiskusikan pengaruh dan kendali di Asia Barat setelah jatuhnya khilafah Utsmaniyah pada Perang Dunia I yang telah diprediksi sebelumnya 03 maret 1924.
Perjanjian ini secara efektif membagi bagi Negeri Syam yang lepas dari Turki Utsmani. Namun kemudian, karena pecahnya Revolusi Bolshevik, Rusia mengundurkan diri dari perjanjian ini. Pada Revolusi Rusia dibulan Oktober 1917, para pejuang Bolsheviks membocorkan perjanjian ini kepada publik sehingga membuat malu Inggris, membuat Arab marah, dan Turki senang.

Inilah pembagian negari Syam berdasarkan hasil Perjanjian Sykes-Picot :

Suriah-Lebanon menjadi kekuasaan Prancis. Dan Palestina-Yordania menjadi kekuasaan Inggris.
Pembagian Negeri Syam ini banyak ditafsirkan sebagai gambaran Hadits Rasulullah Shallallaahu daw yang mempredikisi, suatu saat di akhir zaman umat Islam laksana hidangan yang dikerumuni musuh-musuhnya.

Pada 7 April 1947 berdirilah partai sosialis Arab Ba’ats yang merupakan merger dari Gerakan Arab Baʼats pimpinan aflaq dan al-Bitar, serta Baʼats Arab dipimpin oleh al-Arsuzi.  Dan Zaki al-Arsuzi  ditunjuk sebagai pemimpin..

Partai ini menganjurkan Ba’atsisme bermakna “renaissance” atau “resurrection”.  Dasar ideologi partai sosialis Arab Ba’ats merupakan campuran ideologi antara :

" Nasionalisme-Arab, Pan-Arabisme, dan Sosialisme Arab.."

Pada 8 Maret 1963, lewat sebuah kudeta militer Partai Baʼats berkuasa di Suriah. Tahun 1967 Suriah bersama Mesir dan Yordania kalah telak dalam " Perang Enam Hari melawan Israel.."  Kekalahan ini bukan tanpa sebab, kekalahan palestine dalam perang enam hari tersebut hanya konspirasi untuk membuka puntu bagi israel menduduki palestine. ( Nanti kita bahas khusus penghianatan penguasa arab meridhoi israel menguasai palestine )

Tahun 1970, Menteri Pertahanan Suriah, Hafez Al Assad ( Bapaknya Bashar Assad ) yang gagal memenangkan Perang Enam Hari justeru menjadi Perdana Menteri. Setahun berikutnya menjadi Presiden Republik Arab Suriah.

Sejak itu Hafez Al-Assad menjalankan pemerintahan militer intelijen dengan ideologi Arab Baʼats " Syiah Komunis "

Keberhasilan penyebaran doktrin ideologi Sosialis Arab Baʼatsisme inilah yang membangun basis massa yang lebih luas, menjangkau bukan saja kalangan Nusairiyah-Alawiyah, Druze, dan Kristen, tetapi juga sejumlah besar warga yang secara biologis keturunan keluarga Muslim Ahlus Sunnah wal Jamaʼah, namun tersekularkan oleh ideologi yang revolusioner.

Pada masa pemerintahan Hafez Al Assad, Suriah benar-benar dibawa ke dalam pemerintahan diktator militer dengan rezim Partai Ba’atsnya. Suriah sendiri bertindak represif terhadap kelompok gerakan Islam yang dianggap Partai Ba’ats, merupakan ancaman utama bagi kekuasaannya. Sehingga pada masa kekuasaannya, Hafez Al Assad melakukan tindakan represif pada kelompok Islam sunni.

Tahun 1973 Hafez Assad ( Bpk nya Bashar Assad ) ini mengubah Konstitusi Suriah diantaranya membolehkan non Muslim menjadi Presiden. Sesuatu yang kemudian memulai perlawanan resmi Ikhwanul Muslimin terhadap rezim Assad.

Pada 1979, terjadi serangan terhadap sekolah kader militer di Aleppo dan kantor Partai Ba’ats. Pihak yang dituduh melakukannya ialah kelompok dakwah Ikhwanul Muslimin. Tak hanya itu, kelompok gerakan Islam ini berdemo besar-besaran dan melakukan aksi boikot di Hama, Homs, dan Aleppo pada Maret 1980. Dengan alasan inilah Rezim diktaktor Hafez al Assad lebih ketat dalam melaksanakan kebijakan represifnya terutama terhadap kelompok dakwah Islam seperti Hizbut Tahrir dan Ikhwanul Muslimin. Tidakan kekerasan politiknya ini memuncak dalam peristiwa pembantaian Hama di awal 1980 an.

Hafez Ak Assad membantai antara 10 ribu sampai 25 ribu Muslimin Sunni, dan memenjarakan puluhan ribu daʼi dan ʻulama yang tidak sedikit diantaranya masih dipenjara sampai revolusi 2011 meletus. Perintiwa pembantain di kota Hama itu kemudian dikenal dengan sebutan Hama Massacre.

Tahun 2000 Hafez Al Assad meninggal, parlemen Suriah secara aklamasi mengangkat Basyar Assad menjadi presiden penganti ayahnya Hafez Al Assad. Pangku kekuasaan diktaktor syiah komunis ini berlanjut.

Faktanya: selama 40 tahun kekuasaan Partai Baath, sejak 1973, angkatan bersenjata Suriah tidak pernah menembakkan satu butir pelurupun ke arah Israel yang sampai hari ini masih menguasai Dataran Tinggi Golan. Bahkan ketika bulan September 2013 yang lalu jet-jet tempur Israel membom sebuah pusat riset pertahanan Suriah, rezim  Basyar tidak melakukan perlawanan apapun.

Sangat berbeda dengan sikapnya ketika menghadapi unjuk rasa rakyat Suriah Muslimin Ahlus Sunnah wal Jamaʼah " Hizbut tahrir dan Ikhwanul muslimin " aparat militer dan intelijen rezim Basyar akan melakukan semua pendekatan yang kejam dan brutal untuk menghentikannya.

Hafez Al Asad yang mulai berkuasa tahun 1970 dan terus menjabat sebagai Presiden untuk tiga kai masa jabatan.  Hafez Al Assad wafat pada 10 Juni 2000 dan digantikan anaknya Basyar Al Assad yang terus berkuasa hingga artikel ini dibuat Tanggal 06 Mei tahun 2016.

Jadi, akibat petaka di negri-negri muslim adalah absennya khilafah dalam kencah dunia. Atau ketiadaan khilafah pelindung ummat menyebabkan pradaban islam hancur lebur dan di gantikan peradaban demokrasi, sosialis, yahudi dan syiah.

Artinya apa? Siapapun yang menghalangi dakwah tegaknya khilafah, pastikan bahwa dia budak-budak amerika, budak yahudi  budak kapitalis, budak syiah dan sebagainya.

Pertanyaannya, siapakah yang akan membebaskan kedzaliman penguasa diktaktor Basyar Assad yang syiah dan komunis tersebut? Penguasa arab? Penguasa indonesia? Dimanakah mereka ini ketika saudara muslimnya di bantai oleh sekte Syiah yang tak bertuhan itu?

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama